Bandung, 01 Oktober 2025 – Mahasiswa Pecinta Alam Civics
Hukum (MAPACH) UPI telah melaksanakan kajian konservasi, yang diselenggarakan
di Lobby Timur FPIPS UPI. Kajian ini dihadiri oleh organisasi pecinta
alam di lingkungan UPI, antara lain: Jantera, Gentrapala, KPLH Pancaksuji,
Gandawesi, Amepa Boemi, Rimbawana, Pamor, Sispakala, Prawara, Entalpi, Khauf,
Biocita, Bharawana (UNJANI), dan Mahasiswa Program Studi PKn S-1 UPI.
Tema yang diusung “Expedition
Insight - Explore the Wild, Embrace the People”. Selain menjadi
ruang diskusi, lebih luasnya kajian ini sebagai wahana untuk mengkampanyekan
peran MAPALA agar tidak sebatas berpetualang, melainkan juga dapat berdampak
nyata. Terlebih, mahasiswa sebagai insan terdidik memiliki tanggung jawab moral dan sosial yang melekat berbasis
pada Tri Dharma Perguruan Tinggi. Isu-isu aktual seperti korupsi sumber daya
alam, masalah sampah serta fenomena apastisme terhadap isu lingkungan, memberi
konteks krusial yang menegaskan urgensi diskusi.
Pada diskusi ini, MAPACH UPI
mengundang akademisi sekaligus narasumber, yaitu Dr. Agil Nanggala, M.Pd. yang
memberikan pandangannya terkait MAPALA dan Kebajikan Sosial dari perspektif PKn.
Beliau mengatakan bahwa, “PKn dalam konteks community civic begitu
relevan direalisasikan melalui aktivitas MAPALA, sebagai transformator dalam
pemberdayaan masyarakat, memecahkan masalah sosial dan melestarikan lingkungan
hidup, karena memuat civic engagement dan civic awareness yang
inklusif dan berkelanjutan”. Antusiasme peserta tercermin melalui diskusi
interaktif yang menunjukkan persoalan MAPALA untuk terlibat dalam mengatasi isu-isu
aktual menjadi urgensi penting, terlebih melalui kegiatan ekspedisi yang
memiliki potensi untuk menjangkau wilayah-wilayah yang membutuhkan.
Secara praktis, MAPACH UPI juga
berbagi pengalaman melalui penayangan dokumentasi dan pemaparan kegiatan
ekspedisi yang telah dilakukan di Banda Naira. Kegiatan tersebut dilandaskan
pada Tri Dharma Perguruan Tinggi, yang mencakup: sosialisasi peduli lingkungan
bersama anak-anak Generasi Warna-Warni, seminar tentang integrasi filsafat
lingkungan dengan pendidikan sejarah, penanaman mangrove jenis Rhizophora,
serta penelitian mengenai peran situs sejarah sebagai sumber pembelajaran dalam
menanamkan nilai-nilai nasionalisme.
Inisiatif-inisiatif kecil seperti
edukasi lingkungan, menjadi bagian dari proses transformasi nilai yang
ditanamkan melalui ekspedisi. Dengan demikian, ekspedisi MAPALA bukan hanya
soal menaklukkan puncak atau menyusuri hutan, tetapi juga tentang bagaimana
setiap jejak yang ditinggalkan membawa harapan baru bagi masyarakat. SALAM MAPACH!!! (Dodoh "Tumpah" Siti Saadah)
1 Comments
Keren
ReplyDelete