GUNUNG ARJUNO BERIBU SEJARAH DAN PESONA KEINDAHAN ALAM DI ATAP LANGIT JAWA TIMUR

Indonesia sebagai negara yang memiliki iklim Tropis tentu mempunyai kondisi alam yang berbeda dengan negara lain. Membentangnya sebuah gunung yang indah, mengalirnya aliran sungai yang panjang, lautan yang membentang sangat luas, menjadi hal yang sayang untuk dilewati. Kekayaan alam yang sangat banyak tersebut tentunya sangat dinikmati oleh masyarakat itu sendiri, salah satunya keindahan sebuah gunung sehingga banyak masyarakat yang ingin menikmati keindahan dari puncak gunung. Banyak masyarakat yang ingin mendaki gunung-gunung tersebut, bukan hanya karena ingin menikmati keindahan dari puncak gunungnya saja, namun mereka juga ingin mengexplorasi ciri khas gunung itu tersendiri, salah satunya adalah gunung Arjuno yang berada di Jawa Timur yang mempunyai banyak kisah di dalamnya.
Banyaknya situs-situs peninggalan kerajaan Majapahit di bumbui dengan kepercayaan lokal yang masih dipegang teguh oleh masyarakat, menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat, bukan hanya masyarakat sekitar Jawa Timur, namun ke unikkan ini juga menjadi daya tarik bagi masyarakat luar Jawa Timur, salah satunya masyarakat Jawa barat. Berikut adalah Estimasi Perjalanan dan situs-situs yang tercecer sepanjang lereng gunung Arjuno:
A.  ESTIMASI PERJALANAN
Bagi para pendaki yang ada di wilayah Bandung yang akan melakukan pendakian ke Gunung Arjuno bisa memulai perjalanan dari stasiun Kiaracondong. Perjalanan akan di mulai dari stasiun Kiaracondong sampai stasiun Kediri yang memakan waktu 13 jam dan menghabiskan anggaran sekitar Rp.75.000/orang. Setalah berhenti di stasiun Kediri perjalanan akan dilanjutkan menuju stasiun malang yang akan memakan waktu sekitar 3 jam dengan menggunakan kereta lokal. Setelah sampai di stasiun malang, perjalanan bisa langsung dilanjutkan menuju basecamp di desa Tambak Waktu Kecamatan Purwodadai Kabupaten Pasuruan dengan menyewa angkot dengan anggaran sekitar Rp. 30.000/orang (apabila akan melakukan pendakian jalur via Purwosari). Sebelum tiba di basecamp pendaki bisa berbelanja perbekalan pendakian dahulu di pasar Lawang dan setelah tiba di basecamp, pendaki bisa istirahat sejenak di basecamp, apabila tiba terlalu sore di sarankan untuk menginap terlebih dahulu di basecamp dengan biaya Rp. 10.000/malam. Sebelum melakukan pendakian, pendaki harus melakukan registrasi di pos pendaftaran yang berada di desa Tambak Watu dan nanti akan di cek kembali di pos Perhutani. Biaya simaksi sekitar Rp. 15.000/malam. Apabila dijumlahkan keseluruhan perjalanan menuju puncak Arjuno dari Kota Bandung akan memakan waktu sekitar 6 hari (3 hari perjalanan dan 3 hari pendakian) dengan biaya sekitar Rp. 650.000 mulai dari biaya transportasi, perbekalan, simaksi, sewa basecamp, dan yang lainnya.
Pendakian menuju puncak Arjuno biasanya memakan waktu 3 hari 2 malam. Pada pendakian hari pertama pendaki akan di sarankan untuk menginap terlebih dahulu di pos 5, karena pos ini merupakan sumber mata air yang terakhir. Perjalanan menuju pos 5 memakan waktu sekitar 7 jam. Setelah bermalam di pos 5 pendakian dilanjutkan menuju puncak gunung Arjuno. Sebelum berangkat menuju puncak pendaki harus memastikan perbekalan makanan dan minuman yang cukup, karena pendakian menuju puncak akan menguras tenaga, hal ini disebabkan perjalanan menuju puncak akan memakan waktu sekitar 7 jam ditambah kondisi jalan yang menanjak dan jalan yang sedikit gersang di sekitar puncak gunung Arjuno.
Berdiri kokoh diatas 3.339 MDPL Gunung Arjuna menyimpan keindahan alam dan begitu banyak cerita sejarah yang sayang untuk dilewatkan. Nama Arjuno sendiri diambil dari salah satu tokoh pewayangan yaitu Arjuna. Konon Arjuna pernah melakukan tapa di puncak gunung tersebut, dan sebagian masyarakat masih percaya bahwa gunung Arjuno masih di jaga oleh para leluhurnya, sehingga banyak masyarakat yang melakukan kegiatan spiritual di gunung tersebut. Terdapat beberapa jalur untuk mencapai puncak tersebut yaitu, Tretes, Lawang, dan Purwosari. Setiap jalur mempunyai nuansa tersendiri, salah satunya yaitu jalur Purwosari yang memiliki situs-situs peninggalan Majapahit dan banyak digunakan untuk kegiatan spiritual oleh masyarakat. Dilereng lereng gunung arjuno tersebut banyak terdapat arca maupun candi peninggalan kerajaan Majapahit. Situs situs kuno dan bersejarah ini mulai berserakan dari kaki gunug hingga puncak arjuno.
B.  SITUS-SITU YANG TERCECER DI LERENG GUNUNG ARJUNO
Pendakian gunung Arjuno via Purwosari mempunyai kesan tersendiri bagi para pendaki. Pasalnya setiap pos yang dilewati oleh jalur tersebut memiliki situs-situs peninggalan Majapahit yang masih digunakan untuk kegiatan spiritual oleh masyarakat, sehingga jangan heran apabila dalam melakukan pendakian banyak menemukan batu-batu yang di lilit kain putih, bau dupa, bunga, dan alat-alat yang biasa digunakan untuk kegiatan spiritual. Berikut adalah beberapa situs yang terdapat di gunung Arjuno.
1.    Gua Antaboga
Situs Gua Antaboga terdapat di Pos 1, sehingga nama dari Pos 1 ini dikenal dengan Gua Antaboga. Sesuai dengan namanya, pada pos 1 ini terdapat sebuah pintu masuk ke sebuah gua dan menurut keterangan masyarakat sekitar gua ini biasanya digunakan sebagai tempat pembaretan TNI.  Selain Gua, pos 1 juga terdapat sebuah monumen yang dinamakan Monumen Antaboga, pondok yang biasa digunakan oleh para pendaki dan penziarah untuk melepas penat yang dibangun oleh Arujna 5 lebih tepatnya dibangun oleh TNI yang ditandatangani langsung oleh seorang Kolonel yang bernama Arif Cahyono. Selain itu di pos 1 ini juga terdapat beberapa situs yang juga biasa digunakan untuk ritual. Goa ini banyak dikunjungi penjiarah sebagai tempat mencari ketenangan hidup.
Monumen Anta Boga
Situs di Pos Anta Boga
2. Situs Tampuono dan Eyang Seketrum
Setelah melewati pos 1 pendakian dilanjutkan menuju Pos 2, perjalanan biasanya membutuhkan waktu sekitar 1 jam. Di tengah-tengah perjalanan menuju pos 2, sebagian pendaki biasanya akan ke heranan karena mencium bau Dupa tanpa melihat sebuah situs, namun sebenarnya di perjalanan menuju pos 2 ini terdapat sebuah situs yang bernama Watu Kursi, tetapi jalur pendakian di belokan ke kiri sehingga pendaki tidak menyadari tempat tersebut. Selain situs Watu Kursi dalam perjalanan menuju pos 2 ini juga pendaki akan melewati situs Eyang Madrem. Namun situs ini tidak berada dalam jalur pendakian sehingga memerlukan waktu apabila pendaki ingin melihatnya. Tiba di pos 2 pendaki akan disuguhkan dengan beberapa peninggalan purbakala seperti adanya sebuah situs yang dinamakan Eyang Sekutrem, situs Tampuono, Gua Nago Gini, Eyang Abioso, dan adanya sebuah situs yang dinamakan Sandang Dewi Kunti. Berdasarkan keterangan penjaga setempat, di Pos ini terdapat beberapa makamlLeluhur, sehingga di Pos 2 ini terdapat beberapa warga yang menjaga kebersihan dan juga terdapat tempat singgah berupa gubuk untuk para peziarah yang berkunjung untuk berziarah. Adanya beberapa leluhur yang di makamkan di tempat tersebut karena dulunya pemukiman warga sampai di tempat tersebut. 
Situs Tampuono
      
        Situs Eyang Sekutrem
 3. Situs Eyang Sakri
Situs Eyang Sakri berada di pos 3. Perjalanan menuju pos 3 ini membutuhkan waktu sekitar 10 menit. Disini kita menemukan pondokan yang dibangun peziarah. Pondokan ini dikelilingi pohon pohon besar, situs ini dinamakan Eyang Sakri karena merupakan sebuah petilasan Eyang Sakri. 
Situs Eyang Sakri
4.      Situs Eyang Semar
Situs Eyang Semar berada di pos 4. Pendakian menuju pos 4 ini memerlukan waktu sekitar 2 jam, hal ini disebabkan karena jarak menuju pos 4 ini lumayan jauh. Sebelum tiba di pos 4 pendaki akan melewati sebuah gubuk yang mirip dengan gubuk hantu dan terdapat aksara Jawa yang dikenal dengan Pondok Rahayu. Setelah melewati Pondok Rahayu, perjalanan akan dilanjutkan menuju pos 4. Di pos 4 ini terdapat sebuah situs yang biasa digunakan untuk kegiatan ritual spiritual. Menurut keterangan warga sekitar biasanya warga yang melakukan ritual di pukul 9 pagi dan 12 malam, sehingga jangan heran apabila melihat warga yang sedang melakukan ritual di situs Eyang Semar tersebut. Di pos 4 juga terdapat sebuah gubuk yang digunakan sebagai tempat istirahat masyarakat yang melakukan kegiatan spritual. 
Pondok Rahayu
Situs Eyang Semar
5.    Situs Makutorama
    Situs Makutorama berada di pos 5.  Perjalanan menuju pos 5 ini memerlukan waktu sekitar 2 jam. Perjalanan menuju pos 5 ini akan sedikit menguras tenaga, hal ini disebabkan jalan yang menanjak, terlebih lagi ketika pendakian di siang hari matahari akan sangat menyengat. Sama halnya dengan situs-situs yang lainnya, situs Makutoromo juga biasa di gunakan sebagai tempat ritual. Di pos 5 ini terdapat sumber mata air dan juga terdapat MCK buatan, sehingga sangat dianjurkan bagi para pendaki yang akan mendaki ke puncak 
Situs Makutoromo
Situs Makutoromo

 
6.    Candi Sepilar 
Candi Sepilar merupakan sebuah situs bebatuan yang berada di pos 6. Candi sepilar ini dikawal oleh 9 Arca, suasana cukup mencekam apabila pada  malam hari. Kita akan melewati jalan setapak yang dikelilingi patung patung raksasa. Perjalanan menuju pos 6 ini hanya sekitar 10 menit namun akan terasa melelahkan karena melewati anak tangga yang lumayan banyak. 

Candi Sepilar
Candi Sepilar
7.      Situs Jawa Dipa
Situs Jawa Dipa merupakan sebuah situs yang ditandai dengan sebuah patung kecil yang dililit kain putih dan memerlukan waktu sekitar 1 jam untuk sampai di pos 7. Di pos 7 ini, banyak sekali pemandangan yang tidak bisa kita lewatan. Banyak sekali pemandang yang sangat indah yg bisa kita liat dengan mata telanjang. 
Setelah melewati pos 7 ini, pendaki akan disuguhkan dengan jalanan yang menanjak, sehingga akan sangat menguras tenaga. Puncak gunung Arjuno akan mulai terlihat di sepanjang jalan menuju puncak, namun jarak yang ditempuh sangat panjang memerlukan waktu sekitar 5 jam untuk sampai di Puncak. Terlebih lagi ketika pendaki sudah melewati jalur Lawang, terikan matahari akan sangat terasa, selain cahaya matahari yang terik, jalur pendakian akan terasa sulit karena kondisi jalan yang berdebu dan jalan yang berbatu. Namun setelah pendaki berhasil di puncak gunung, rasa lelah pendaki akan terbayar dengan pemandangan yang disuguhkan dari puncak Arjuno. Di puncak arjuno terdapat banyak sekali batu batu besar yang berserakan, tapi sangat disayangkan batu batu besar itu telah dicemari oleh coretan tangan mereka yang mengaku pencinta alam. Dan tepat didepan puncak arjuno, terdapat gunung gunung welirang yang selalu mengeluarkan asap dan itu menambah daya tarik tersediri di gunung arjuno. (Tim Ekspedisi MAPACH G. Arjuno Mei 2018)
Puncak Gunung Arjuno
Tim Ekspedisi MAPACH G. Arjuno Mei 2018
*Video Ekspedisi Gunung Arjuno dapat dilihat di https://www.youtube.com/watch?v=wr-qtLWJAU8

1 comment

  1. Mantap, semoga bisa melakukan ekspedisi penuh esensi lagi seperti halnya yang ditemukan digunung arjuno....

    Saran Link videonya bisa di hiperlink biar bisa langsung d klik...

    ReplyDelete