Mahasiswa Pecinta Alam Civics
Hukum (MAPACH) FPIPS UPI kembali melakukan kegiatan kajian rutin. Esep “Ngotot”
Regan Pribadi menyampaikan materi mengenai “Publik
Speaking dan Birokrasi di dalam Kampus UPI”. Kegiatan dilaksanakan di selasar Museum pada 1 Maret 2019
yang diikuti oleh Anggota aktif MAPACH. Kegiatan kajian mengenai publik speaking dan birokrasi ini sangat
penting diberikan khusunya kepada anggota muda MAPACH.
Menurut Esep “Ngotot” Regan
Pribadi publik speaking merupakan
proses penyampaian pesan yang berisi ide atau gagasan yang disampaikan melalui oral
atau lisan, yang bertujuan untuk mempengaruhi orang lain. Public speaking dapat dilakukan berdasarkan pengalaman pribadi,
ketika seseorang aktif berinteraksi dengan lingkungan sekitar maka akan semakin
bagus public speaking yang dimiliki. Sebagai seorang pemimpin tentu harus
memiliki skill pengucapan vokal dan intonasi nada yang jelas. Menurutnya ada
beberapa tips ketika hendak melalukan public
speaking, pertama adalah melihat kondisi audiens, ini berhubungan dengan
usia, status sosial audisens, pendidikan, dan agama, aspek ini sangat
mempengaruhi agar public speaking
yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi audiens. Kedua, sebelum
melakukan public speaking bukalah
opening dengan games atau sapaan hangat kepada audiens. Ketiga, perbanyak
latihan, misal dengan presentasi di kelas, diskusi dll yang memacu keberanian
dan olah vokal.
Tentu tidak mudah untuk menyampaikan pendapat di muka umum,
seringkali rasa nervous atau gugup
melanda. Materi yang ingin disampaikan akhirnya terlupakan karena tidak bisa
mengelola emosi dan menguasai panggung. Maka menurut Esep Regan dapat dilakukan
dengan, pertama adalah harus adanya persiapan mental, kita harus menyiapkan
mental sedemikian rupa agar yakin dengan tindakan yang akan dilakukan. Kedua
harus adanya satu titik yang dituju oleh mata, agar ketika nervous karena pandangan audiens kita bisa mengalihkannya dengan
memandang satu titik. Ketiga, harus adanya opening kepada audiens, pembicara tidak
boleh langsung menyampaikan materi dan tujuannya langsung tanpa adanya opening
pendahulu.
Diadakannya public speaking tentu memiliki tujuan
tertentu yang ingin diraih, namun tentu tujuannya tersebut terkadang tidak
tersampaikan secara keseluruhan, bisa karena beberapa faktor internal dari
pembicara maupun faktor eksternal dari audiens. Apabila hal ini terjadi Esep
Regan memberikana saran untuk melakukan tindakan dengan mengambil sikap diam,
dan membiarkan audiens yang gaduh agar kembali tenang, kedua uraikan gagasan
yang dimaksud agar tujuan yang ada tersampaikan. Ketiga, membuat kesimpulan di
akhir. Kesimpulan sangat diperlukan sebagai penguat dan pengingat terhadap
materi yang telah disampaikan sebelumnya. Selanjutnya Esep juga membahas
mengenai tata cara atau langkah-langkah melakukan birokrasi di dalam Kampus
UPI. Menurut asal katanya “biro” yang berarti meja dan “krasi” yang berarti
kekuasaan. Jadi, secara singkat birokrasi adalah
meja kekuasaan.
Mahasiswa tentu sangat sering
berhubungan dengan birokrat di kampus dalam lingkup kecil maupun luas, untuk
mengurus mengenai perizinan dan sebagainya. Menurutnya, UPI memiliki standar
birokrasi mulai dari jurusan, fakultas hingga lingkup universitas. Standar
birokrasi tersebut telah diatur dalam Peraturan Rektor No. 8052/K40/HK tentang
organisasi kemahasiswaan di UPI. Menjalankan birokrasi dapat dilakukan dengan
dua jalur, pertama melalui jalur aman dan kedua melalui jalur hitam. Menggunakan
jalur aman dilakukan dengan cara pendekatan secara emosional kepada para
birokrat, melakukan analisis dan menjalin komunikasi secara intens, memberikan
apresiasi dan membawa nama baik birokrat. Sedangkan menurutnya birokrasi melalui
jalur hitam, dapat terjadi ketika suatu acara tidak mendapatkan perizinan,
namun acara tersebut masih terus dilaksanakan. Akan tetapi perlu adaya
kehati-hatian dan dilakukan secara bertanggungjawab.
Esep Regan mengatakan bahwa “kesuksesan
di masa depan dipengaruhi oleh tiga faktor, pertama buku yang anda baca, kedua
lingkungan sekitar dan ketiga, cita-cita yang diupayakan”. Setiap pengalaman
dapat dijadikan pelajaran untuk menjadi mahasiswa pecinta alam yang tidak hanya
cerdas menjaga alam namun juga menjadi manusia yang mampu berkontribusi untuk
kesuksesan masa depan. Salam Mapach!!! (Faujiah).
1 Comments
Mantap, ih takut ada jalur hitam hehe
ReplyDeleteSalut terus publikasi hasil diskusinya....