Jum'at (16/05/2025), telah dilaksanakan Masa Bimbingan (MABIM) Anggota Muda yang diselenggarakan oleh Mahasiswa Pecinta Alam Civics Hukum (MAPACH) UPI Bandung. MABIM kali ini berisi pematerian mengenai Karya Tulis Ilmiah (KTI) dengan fokus materi penulisan esai. Pemateri pada MABIM ini, yaitu Kang Derry "Kupang" Dwi Darmawan, S.Pd. selaku Anggota Kehormatan MAPACH yang memiliki banyak pengalaman dalam dunia kepenulisan ilmiah. MABIM ini dimulai pada pukul 19.30 WIB sampai dengan pukul 20.30 WIB, yang dilaksanakan secara daring melalui google meet. Tujuan diadakan kegiatan ini untuk menambah wawasan dan meningkatkan kemampuan anggota muda dalam kepenulisan, khususnya menulis esai serta dapat menjadi bekal dalam menunjang kebutuhan akademik selama menempuh pendidikan. Berjalannya MABIM ini dipandu oleh Siti Nazwa "Tusik" Jannatunadifa selaku moderator serta dihadiri oleh anggota muda dan pengurus lainnya.
Pada MABIM ini, Kang Derry memulai pematerian
dengan melontarkan sebuah pertanyaan menarik, "Kalian kan
pecinta alam, kenapa kok ada MABIM esai?". Pertanyaan ini bukan
hanya menjadi pertanyaan pemantik, tetapi juga menjadi jawaban bagi teman-teman
yang masih mempertanyakan hal yang sama. Menurut Kang Derry, mahasiswa pecinta
alam memiliki potensi dalam menulis. Hal ini didukung oleh banyaknya pengalaman
di alam terbuka serta kunjungan ke berbagai tempat yang belum tentu diketahui
orang lain. Maka, pengalaman tersebut tidak seharusnya hanya diabadikan lewat
gambar atau video, tetapi juga melalui tulisan. Tulisan menjadi bentuk refleksi
pemikiran yang lebih mendalam dan dapat dibagikan kepada khalayak luas, agar
nilai dari pengalaman tersebut tidak hanya tersimpan, tetapi juga menginspirasi
orang lain.
Setelah menjelaskan pentingnya KTI di MAPACH,
Kang Derry mulai memaparkan cara menulis esai. Menurutnya, esai adalah sebuah
karya tulis yang mengangkat suatu topik atau permasalahan secara mendalam dari
sudut pandang pribadi penulis. Namun, agar esai tersebut kuat dan meyakinkan,
sudut pandang itu perlu didukung oleh teori, data lapangan, fakta, serta
informasi relevan lainnya. Dengan begitu, tulisan yang dihasilkan akan bersifat
informatif, persuasif, dan tentunya membawa manfaat. Kang Derry juga menyebutkan
beberapa perbedaan esai dengan karya tulis lainnya, yaitu esai bersifat
subjektif, orisinil, dan dapat dibaca dalam waktu singkat. Meskipun bersifat
subjektif, namun esai harus berlandaskan pada fakta, data yang valid serta
argumentasi yang logis agar tetap memiliki bobot dan kredibilitas. Menurut Kang
Derry, menulis esai dapat melatih kemampuan berpikir kritis dan logis, menjadi bentuk kontribusi MAPACH terhadap dunia ilmu pengetahuan, menjadi wahana dalam mendokumentasikan pemikiran para anggota MAPACH, sekaligus
menjadi media untuk mengomunikasikan isu-isu penting terkait lingkungan,
sosial, dan bidang lain yang relevan dengan kepecintaalaman. Selain itu,
menulis esai juga membuka peluang bagi anggota untuk meraih prestasi dan
beasiswa.
Kang Derry juga menjelaskan alur yang perlu diperhatikan dalam membuat esai. Pertama, mencari ide yang akan diangkat dengan memperhatikan relevansi dan urgensinya. Kedua, membuat outline atau garis besar yang akan dibahas. Ketiga, menentukan referensi yang dapat mendukung ide dan argumentasi kita. Keempat, memulai untuk menulis dengan memperhatikan struktur esai yang baik. Kelima, melakukan review atau ulasan agar dapat meningkatkan tulisan kita. Adapun struktur esai yang umum digunakan terdiri dari tiga bagian utama, yaitu pendahuluan berisi permasalahan yang akan dibahas beserta urgensinya berbasis pada data atau fakta lapangan, lalu pembahasan berisi inti masalah, pandangan terhadap masalah serta gagasan-gagasan yang bersifat solutif, dan terakhir penutup berisi rangkuman pokok pikiran dari isu yang dibahas.
Dokumentasi Foto Bersama MABIM KTI
Sumber: Mapach (2025)
Sebelum mengakhiri pematerian, Kang Derry
menyampaikan pesan bahwa bagian tersulit dalam merangkai dan menciptakan
mahakarya adalah memulai. Begitu pun dalam menulis esai, kerap kali kita merasa
susah dan bingung, apakah sudah benar atau tidak. Tetapi setidaknya, dengan kita
memulai menulis, kita sudah berusaha mentransformasikan pemikiran kita menjadi
sesuatu yang bisa dilihat, dirasakan dan punya manfaat potensial. Semangat
menulisss yaaa😊. SALAM MAPACH!!! (Dodoh “Tumpah” Siti Saadah)
0 Comments