Kartini Pecinta Alam


       

oleh : Lisa “Teuleum” Umami (34.08.GLM.MPC.19)
Mahasiswa Pecinta Alam Civic Hukum

Raden Adjeng Kartini lahir di Jepara, 21 April 1879 sebagai keturunan bangsawan, Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat ayahnya merupakan bupati Jepara saat itu. R.A. Kartini meninggal usia 25 tahun tepatnya pada 17 September 1904.
    Kepres RI No. 108 Tahun 1964 pada tanggal 2 Mei 1964 yang dikeluarkan oleh Ir. Soekarno sebagai presiden kala itu menetapkan R.A Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional, mulai saat itu kita memperingati 21 April sebagai Hari Kartini.
     Hari ini tepat 141 tahun tanggal 21 April 2020 kita memperingati Hari Kartini untuk mengenang seorang wanita agung bernama Kartini. Beliau dikenang hingga sekarang karena telah menjadi inspirasi bagi seluruh wanita, khususnya di Indonesia sebagai wanita berpendidikan, wanita yang tak terkungkung dalam superioritas kaum lelaki. Kartini adalah wanita yang menyerukan kepada seluruh kaum wanita terus bersinar; seperti harapannya yang terhimpun dalam buku ‘Habis Gelap Terbitlah Terang’.
      Hasil perjuangan Ibu tercinta kita R.A. Kartini dalam menggaungkan emansipasi wanita sangat terasa di zaman sekarang. Bukan hanya persamaan hak, tetapi juga termasuk wanita yang berambisi melestarikan alam serta mendaki gunung yang tergabung dalam organisasi pecinta alam.

   Berkelana dan berpetualang dialam bebas dalam paradigma orang zaman dulu, hanya mampu dilakukan oleh kaum adam. Hampir disemua organisasi pecinta alam didominasi oleh makhluk berjakun ini. Hal ini memang jelas melihat dari segi fisik laki-laki memiliki tubuh yang jauh lebih kekar dan kuat. Kehadiran wanita di organisasi ini sangat minim. Terlihat bahwa dalam kegiatan dialam bebas harus mempunyai kemandirian, ketangkasan, ketabahan dan kepercayaan. Namun jangan melihat bahwa hanya laki-laki saja yang bisa memiliki sikap tersebut, wanita juga memiliki kelembutan dan kasih sayang yang dapat mendukung kegiatannya.
   Wanita tetaplah wanita yang memiliki sisi feminis. Dia tak perlu memiliki tubuh yang kekar untuk terlihat kuat, dia tekperlu gagah untuk terlihat gigih, dia tidak perlu berpenampilan layaknya laki-laki agar terlihat tangguh, wanita tetaplah cantik dan anggun. Ada batas yang harus dijaga, ada kodrat yang harus dijalankan, serta ada fitrah yang dianugrahkan oleh-Nya yang membuat hawa lebih dari adam.
  Tak sedikit wanita yang dapat berkegiatan outdoor, bercengkrama langsung dengan matahari, mau berkotor-kotoran, bercucuran keringat, menghapus make-up nya, membakar kulit lembutnya, merusak kuku indahnya, serta mengorbankan waktunya bukan untuk sekedar hobi dan hahahihi, lebih dari itu ada misi kemanusiaan dan kemurnian alam yang harus tetap lestari.
Salam Lestari!



Post a Comment

0 Comments