EKSPEDISI MAPACH 2021: Bali-Banyuwangi-Yogyakarta

 

“Melangkah, Menajajaki dan Meresapi Indahnya Kearifan Lokal & Keelokan Alam Nusantara”


MAPACH

Beberapa waktu lalu, tepatnya di bulan Oktober 2021, Mahasiswa Pecinta Alam CIvics Hukum melaksanakan kegiatan Ekspedisi. Ekspedisi Mahasiswa Pecinta Alam Civics Hukum (MAPACH) merupakan salah satu agenda sekaligus program kerja rutinan Mahasiswa Pecinta Alam Civics Hukum yang diselenggarakan dengan fokus Sosiologi Pedesaan. Adapun tujuan dilaksanakannya Ekspedisi MAPACH adalah mengeksplorasi kearifan masyarakat lokal Nusantara melalui perjalanan penyelidikan yang ilmiah. Selain itu, ekspedisi MAPACH juga dilaksanakan sebagai salah satu bentuk implementasi Sosiologi Pedesaan yang menjadi ruh dari MAPACH dan menjadi momentum untuk meluaskan persaudaraan dengan organisasi pecinta alam dan komponen masyarakat di wilayah yang dikunjungi. Ekspedisi MAPACH 2021 diselenggarakan dengan mengusung tajuk, “Safari Sadar Hukum: Kearifan Lokal Nusantara”.

Ekspedisi MAPACH 2021 dilaksanakan di tiga titik lokasi dengan menerapkan protokol kesehatan ketat Pandemi Covid-19, yakni Bali, Banyuwangi dan Yogyakarta yang dilaksanakan selama 8 hari dari tanggal 15 sampai 22 Oktober 2021 dan diikuti oleh 10 orang anggota MAPACH FPIPS UPI.

Pada hari pertama, tepatnya Jum’at, 15 Oktober 2021. Tim Ekspedisi MAPACH melaksanakan persiapan pemberangkatan ekspedisi dan melakukan upacara pelepasan. Kemudian Tim Ekspedisi berangkat menuju Stasiun KA Kiaracondong dan berangkat pada pukul 23.10 WIB menuju Stasiun KA Lempuyangan. Tim Ekpedisi tiba di KA Lempuyangan pada pukul 07.30 WIB (Sabtu, 16 Oktober 2021) dan melanjutkan perjalanannya menuju desa Sukunan.


"Sosiologi Pedesaan di Desa Sukunan"
(Dokumentasi MAPACH)
 

Tim Ekspedisi melakukan sosiologi pedesaan dan mendapatkan pengetahuan di sana mengenai pengelolaan sampah dan kompos yang ada di desa Sukunan. Observasi dilakukan di desa Sukunan yang memiliki sistem kehidupan yang tertata sehingga berdampak pada kelestarian lingkungan di desa tersebut. Kondisi desa Sukunan sendiri sangat bersih dan masyarakat memahami bagaimana tekni mengelola sampah dengan baik. Tidak heran bila kondisi lingkungan di desa tersebut dapat terjaga dan tertata dengan baik. Tim Ekspedisi mendapatkan informasi tentang bagaimana cara desa Sukunan menyusun mekanisme pengelolaan lingkungan, khususnya sampah dan bagaimana cara memanfaatkannya. Setelah itu, perjalanan dilanjutkan di hari berikutnya (Minggi, 17 Oktober 2021) di mana Tim Ekspedisi berangkat dari Stasiun KA Lempuyangan (07.00 WIB) dan menuju Stasiun KA Ketapang dan berlanjut menuju Gilimanuk menggunakan kapal ferry.

Pada Senin, 18 Oktober 2021, setibanya di Bali, Tim Ekspedisi MAPACH 2021 berkunjung ke Sekretariat MAPALA UNUD untuk beristirahat dan bersilaturahmi dengan MAPALA UNUD.

 

"Kunjungan ke MAPALA UNUD"
(Dokumentasi MAPACH)
 

Setelahnya, Tim Ekspedisi melanjutkan perjalanan menuju desa Panglipuran, desa yang dinobatkan sebagai desa terbersih di dunia. Suasana dan kondisi desa Panglipuran sendiri sangat bersih dan tertata, lingkungannya pun begitu asri. Maka tidak heran, perdikat desa terbersih pernah disandangkan ke desa yang terletak di Bali ini. Di Desa Panglipuran, Tim Ekspedisi melakukan penelitian dengan narasumber bapak I Negah Muneng yang merupakan Ketua Pengelola Desa Panglipuran. Penelitian dilakukan sebagai bentuk implementasi sosiologi pedesaan. Tim Ekspedisi melakukan observasi dan penelitian tentang bagaimana kondisi dan iklim di desa Panglipuran, bagaimana sistem hidup mereka dan cara mereka melestarikan lingkungan tempat tinggalnya. Desa Panglipuran menjadi salah satu contoh yang tepat tentang bagaimana cara masyarakat desa hidup menjaga kelestarian alam tempat mereka hidup dan adat istiadatnya secara fundamental dalam kehidupan mereka. Beruntungnya, ketika Tim Ekspedisi berkunjung ke Desa Panglipuran ternyata bertepatan dengan Hari Raya Galungan yang diadakan enam bulan sekali.

 

"Kunjungan ke Desa Panglipuran Bali"
(Dokumentasi MAPACH)
 

Selepas melakukan kunjungan dan penelitian di Desa Panglipuran, Tim Ekspedisi MAPACH transit dan bersilaturahmi ke Sekretarian MAPALA Hindu sebelum akhirnya kembali ke penginapan untuk bersitirahat.

Hari berikutnya, Selasa 19 Oktober 2021, Tim Ekspedisi mulai melakukan pendakian ke Gunung Batur dan Gunung Agung. Pendakian di mulai pada pukul 14.00 WITA. Dalam perjalanan menuju puncak, Tim Ekspedisi bersitirahat dan melanjutkan pendakian ke puncak di keeskokan harinya, tepatnya pada Rabu, 20 Oktober 2021 pukul 06.00-08.30 WITA. Pendakian ke puncak gunug Batur ini merupakan salah satu cara untuk meresapi dan mensyukuri keindahan alam Indonesia yang disajikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Setelah selesai menikmati keindahan alam di ketinggian pulau Dewata, di hari yang sama, Tim Ekspedisi MAPACH 2021 turun menuju basecamp dan melakukan persiapan untuk pulang menuju Bandung.

 

"Pendakian ke Gunung"
(Dokumentasi MAPACH)

 

Namun, sebelum pulang, Tim Ekspedisi MAPACH 2021 berkunjung terlebih dahulu ke pantai Kuta. Tidak hanya sekadar untuk menikmati keelokan landscape pantai Kuta, Tim Ekspedisi MAPACH 2021 juga melakukan safari sadar hukum kepada masyarakat yang ada di sekitaran pantai Kuta. Safari sadar hukum sendiri menjadi salah satu bentuk dan cara untuk menyebarkan informasi positif kepada individu-individu yang dituju dalam safari sadar hukum itu sendiri. Pada Kamis, 21 Oktober 2021 Tim Ekspedisi memulai perjalanan pulang menuju Bandung dan sampai pada 23 Oktober 2021 pukul 06.00 WIB.

 

"Safari Sadar Hukum di Pantai Kuta"
(Dokumentasi MAPACH)

Luaran dari kegiatan ini berupa hasil observasi dan penelitian yang dilakukan mengenai bagaimana sistem kerja dari lokasi yang tim sambangi yang mampu merawat dan menjaga kelestarian lingkungannya tetap lestari. Selain itu, melalui Ekspedisi MAPACH 2021, MAPACH dapat melebarkan sayap persaudaraan kepada masyarakat di wilayah yang di sambangi dan kepada MAPALA di Bali. Ekspedisi ini juga menjadi salah satu bentuk implementasi sosiologi pedesaan yang menjadi ciri khas dan keunikan dari Mahasiswa Pecinta Alam Civics Hukum. Sementara itu, kendala dari kegiatan ini adalah adanya Pandemi Covid-19 yang sedikit menghambat beberapa pelaksanaan kegiatan. Namun, kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik dan diapresiasi oleh berbagai pihak, khususnya oleh mitra yang kami sambangi selama proses ekspedisi dan memberikan kebermanfaatan bagi MAPACH sendiri.

Ekspedisi MAPACH 2021 sendiri membawa oleh-oleh berupa banyak ilmu, pengalaman, dan refleksi berharga bagi Mahasiswa Pecinta Alam Civics Hukum sendiri. Harapannya, semoga ke depan Ekspedisi MAPACH dapat terus berjalan dan menjadi salah satu program yang membelajarkan anggota MAPACH tentang implementasi Sosiologi Pedesaan, memperluas semangat persaudaraan, mengaktualisasikan nilai-nilai kemanusiaan, merefleksi keindahan alam sebagai bagian dari ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. SALAM MAPACH! MAPACH BUANA! -Divisi Riset

 

 

 

 

 

Post a Comment

1 Comments