Follow Up Brigade 38 - JALAMPELING MAPACH UPI

 

JALAMPELING MAPACH UPI

Mahasiswa Pecinta Alam Civics Hukum (MAPACH) FPIPS UPI mengadakan kegiatan JALAMPELING (Jaga Alam dengan Peduli Lingkungan) di Desa Buninagara, Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung. Sabtu-Minggu (13-14/05/2023). Kegiatan yang bertemakan “Menjaga dan Melestarikan Lingkungan melalui Agrofosrestri”. Kegiatan ini merupakan rangkaian kaderisasi Brigade 38. Adapun maksud dan tujuan dilaksanakannya kegiatan ini, yakni:

  1. Membantu masyarakat Desa Buninagara untuk menangani urgensi di daerah tersebut dengan mengadakan kerja bakti dan sosialisasi. 
  2. Membantu meringankan warga sekitar untuk menyediakan titik pembuangan sampah dengan menyediakan tong sampah.
  3.  Membuat gunung yang gersang/kosong menjadi gunung yang rindang, dengan penenaman benih pohon di Gunung Singa.

            Beberapa daerah di Indonesia belum mampu untuk menangani permasalahan sampah yang semakin hari semakin berat, dikarenakan produksinya yang semakin meningkat. Hal ini serupa dengan kasus di beberapa RW di Desa Buninagara yang memiliki masalah berupa sulitnya pengelolaan sampah karena tidak adanya tempat penampungan sampah akhir yang mengakibatkan lingkungan menjadi tidak sehat. Oleh karena itu kami memiliki rencana untuk membuat kegiatan berupa sosialisasi tentang mengola sampah, pelaksanaan dan penanaman pohon.

            Pelaksanaan Jalampeling diawali dengan upacara pembukaan serta penyerahan simbolis bibit pohon dan tong sampah dari ketua adat Mapach kepada pemerintah desa Buninagara sekitar pukul 08.00 dengan diikuti oleh 36 orang yang terdiri dari anggota muda Mapach, anggota penuh MAPACH, anggota kehormatan MAPACH, anggota pramuka, dan karang taruna. Bertempat di RW 01 RT 01 Desa Buninagara Kecamatan Kutawaringin. Setelah itu pemaparan mengenai kerja bakti dan teknis sosialisasi oleh divisi acara Jalampeling.

        Pada briefing ditegaskan bahwa Permasalah pengolahan sampah masih menjadi isu yang belum juga terselesaikan. Walaupun di berbagai tempat umum sudah banyak menyediakan tempat sampah dengan memisahkan antara sampah organik dan anorganik, tetapi nyatanya sampah tersebut tetap dijadikan satu pada saat petugas kebersihan mengangkut sampah-sampah tersebut.Persoalan sampah sebetulnya adalah permasalah yang penting untuk segera  diselesaikan. Sebab, dampak sampah terhadap lingkungan dan keselamatan masyarakat menjadi ancaman jika tidak diperhatikan secara serius. Saat ini memang kita belum bisa berharap banyak dengan pemerintah terhadap kebijakan pengolahan sampah. Tetapi, kita sebagai masyarakat memunyai tanggung jawab untuk sadar dan berbuat sesuatu untuk lingkungan, salah satunya adalah memilah sampah

Acara dilanjutkan dengan kerja bakti sekaligus sosialisasi door to door kepada masyarakat setempat dan. Masyarakat setempat menyambut baik kegiatan ini sebagai langkah awal dan gebrakan untuk mengatasi masalah sampah. Setelah itu mulai penempatan tempat/tong sampah dititik-titik tertentu.


Pada pukul 11.00 kami semua istirahat dan makan siang.  Lalu pada pukul 13.00 MAPACH, serta peserta yang terdiri dari anggota karangtaruna desa dan anggota pramuka setempat mulai mendaki gunung singa. Setelah sampai dipuncak peserta mulai mendirikan tenda, lalu diadakan makan malam bersama dengan seluruh peserta dilanjutkan dengan acara malam keakraban dihadapan api unggun selama sekitar 2 jam setelah itu seluruh peserta istirahat.

Di hari kedua tepatnya hari minggu tanggal 14 Mei 2023 diadakan senam Bersama lalu sarapan bersama dan dilanjutkan dengan penanaman pohon di puncak gunung singa sebanyak 25 pohon oleh seluruh peserta bersama dengan anggota muda, anggota pramuka, anggota penuh dan anggota kehormatan MAPACH.

Cut selaku peserta acara dari Pramuka mengungkapkan kesan dan pesannya "Alhamdulillah bisa nambah temen dari kegiatann kemarin, menambah pengalaman dan ilmu juga,sama rame kegiatannya pokoknya. Pesannya mah dari kegiatan kemarin untuk Angkatan Teteh harus lebih semangat dari kegiatan yg kemarin".

Menurut Hilmi “Pabelit” Rizal, sebagai ketua pelaksana “selama melakukan kegiatan banyak hal positif atau hal bermanfaat dari kegiatan ini, semoga acara yang kami laksanakan bisa membawa dampak positif, bermanfaat dan dapat diterima bukan hanya untuk diri kita sendiri oleh masyarakat sekitar dan bisa membuat masyarakat terdorong untuk melakukan kegiatan positif karena mereka melihat atau bercermin dari kegiatan kita”.

Sementara itu Ketua Adat MAPACH, Muhammad Rasyid “Gurilem” menuturkan bahwa “Kegiatan Follow Up merupakan tahapan kaderisasi wajib bagi anggota muda Mapach untuk dapat menjadi anggota penuh. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan solidaritas anggota mapach, meningkatkan skil kealaman maupun skil lainnya yang di tanamkan di mapach, lebih dari itu, kegiatan ini bertujuan lebih mengenalkan anggota muda mengenai mapach itu sendiri. Kegiatan Follow up brigade 38 yaitu jalampeling (jaga alam dengan peduli lingkungan) yang dilaksanakan di desa Buninagara, Kec. Kutawaringin, Kabupaten Bandung begitu berkesan. Kegiatan ini juga menjadi sarana silaturrahmi antar anggota yang dapat meningkatkan rasa solidaritas dan kekeluargaan. Ada pesan yang ingin saya sampaikan kepada anggota muda sebagai ketua adat, Satu-satunya cara untuk pulang adalah dengan menang. Meski dalam prosesnya ada berbagai kendala dan halangan, tapi cara kalian memecahkan masalah tersebut yang akan kalian kenang. Jangan saling meninggalkan, tetaplah mengabdi pada alam dan kemanusiaan. Mapach, Mapach, Mapach!”


Acara Jalampeling ditutup dengan penyerahan sertifikat kepada pengurus gunung Singa, pemerintah dsa, dan Pramuka. Lalu penyematan lambang MAPACH oleh anggota penuh dan anggota kehormatan MAPACH sambil menyanyikan hymne MAPACH dengan dipenuhi suasana haru dan bangga. SALAM MAPACH! (Diki “Nyorocos” Okdiansyah & Nazhifatun “Bawang” Zulfa Fadilah).

Post a Comment

0 Comments