XPDC MAPACH 2024: TORAJA, SULAWESI SELATAN


Sumber: Mapach 2024

Pada Jumat, 2 Agustus 2024, dilakukan pelepasan tim ekspedisi MAPACH di Lobby Timur FPIPS UPI. Besoknya, pada Sabtu, 3 Agustus 2024, kami packing sambil menunggu waktu keberangkatan kereta. Ketika waktu keberangkatan semakin dekat, kami segera menuju Stasiun KA Kiara Condong untuk melanjutkan perjalanan. Setibanya di stasiun, kami menunggu boarding kereta sambil berbincang sejenak. Setelah pengumuman keberangkatan kereta disampaikan, kami bergegas menukar tiket dan menempati tempat duduk yang telah dipesan. Perjalanan dengan kereta menuju Kediri memakan waktu sekitar 12 jam. Setibanya di Kediri, tim ekspedisi MAPACH melanjutkan perjalanan menuju Surabaya Kota dengan rute Papar ke Surabaya menggunakan bus Bagong seharga Rp. 40.000 dan kereta dari Sidoarjo ke Surabaya Kota dengan biaya Rp. 10.000.

Setibanya di Surabaya Kota pada Minggu, 4 Agustus 2024 pukul 13.48 WIB, tim ekspedisi MAPACH beristirahat hingga pukul 20.00 WIB di Pelabuhan Tanjung Perak, sambil menikmati makanan dan minuman yang dibeli di sekitar pelabuhan serta menikmati sunset. Setelah itu, tim ekspedisi MAPACH melakukan check-in tiket kapal pada pukul 20.00 - 21.00 WIB dan melanjutkan perjalanan laut dari Surabaya ke Tanjung Perak yang memakan waktu total 30 jam, mulai 4 Agustus 2024 pukul 01.00 WIB hingga 6 Agustus 2024 pukul 11.22 WITA.

Setelah tiba di Pelabuhan Makassar, tim ekspedisi MAPACH dijemput oleh Mapala Trisula menuju ke sekretariat Mapala Trisula untuk beristirahat serta membahas rencana perjalanan keesokan harinya. Selama di Makassar, tim ekspedisi MAPACH berkenalan dan berbaur dengan anggota Mapala Trisula serta menikmati hidangan khas Makassar, Palekko. Rencana keberangkatan ke basecamp Latimojong yang semula dijadwalkan pada hari Rabu, 7 Agustus 2024, diundur menjadi hari Kamis, 8 Agustus 2024 karena tim Trisula harus menghadiri acara  Mapala setempat.

Pada Kamis malam, pukul 18.30 WITA, tim ekspedisi MAPACH berangkat dari sekretariat Trisula menuju Desa Ke'te Kesu di Tanah Adat Toraja. Setelah 12 jam perjalanan menggunakan mobil pick-up, tim ekspedisi MAPACH tiba di Ke'te Kesu pada 9 Agustus 2024 pukul 06.00 WITA pagi dan langsung melakukan wawancara dengan penduduk setempat mengenai budaya di Tanah Toraja.

Sumber: Mapach 2024

Pada kunjungan ke Desa Ke'te Kesu, Tanah Adat Toraja, tim ekspedisi MAPACH melakukan observasi dan wawancara terkait budaya dan upacara adat setempat, dengan fokus utama pada dua upacara penting, yaitu Rambu Solo' dan Rambu Tuka'. Rambu Solo' adalah upacara kematian yang diwajibkan bagi keluarga almarhum sebagai tanda penghormatan terakhir. Upacara ini melibatkan pesta besar yang semakin meriah jika keluarga almarhum memiliki strata sosial yang tinggi. Dalam rangkaian Rambu Solo', jenazah biasanya disimpan di rumah adat yang disebut Tongkonan sebelum dimakamkan. Selama upacara, kerbau dipotong sebagai simbol kendaraan bagi almarhum menuju alam baqa, dan untuk pembuatan patung almarhum yang disebut Mangrapaek, diperlukan minimal 24 kerbau.

Sementara itu, Rambu Tuka' adalah upacara pernikahan yang biasanya juga melibatkan pemotongan kerbau sebagai mahar. Upacara ini mencerminkan pentingnya kerbau dalam tradisi Toraja sebagai simbol status dan pengorbanan. Apabila terjadi pelanggaran seperti pengkhianatan dalam pernikahan, pihak yang bersalah harus membayar mahar sebesar kerbau yang dipotong. Selain itu, tim ekspedisi MAPACH juga mengamati Erong dan Patane, dua bentuk kuburan tradisional Toraja. Erong adalah kuburan yang ditempatkan di tebing untuk para leluhur sebelum mereka memeluk agama, sementara Patane adalah kuburan berbentuk bangunan rumah tanpa asap yang dikenal sebagai banuatangmerambo. Observasi ini memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana masyarakat Toraja menghormati leluhur dan menjaga tradisi budaya mereka, terutama dalam konteks upacara kematian dan pernikahan yang sarat dengan simbolisme dan ritual.

Setelah observasi selesai pada pukul 14.00 WITA, tim ekspedisi MAPACH makan siang terlebih dahulu dan melanjutkan perjalanan menuju basecamp Latimojong, ditemani oleh anggota Trisula bernama Eleis. Kami sampai di basecamp pada pukul 20.33 WITA. Kemudian kami melakukan tes kesehatan dan registrasi untuk berangkat besok pagi.

Perjalanan dimulai pada 10 Agustus pukul 10.20 WITA dari pos registrasi dan mencapai Pitu Rimba pada pukul 10.38 WITA, dengan waktu tempuh sekitar 18 menit. Dari sini, perjalanan dilanjutkan menuju Pos 1, Buntu Kacilin, di jalur Bumi dan tiba pada pukul 11.20 WITA. Karena sudah memasuki waktu salat, tim ekspedisi MAPACH berhenti sejenak untuk melaksanakan salat sebelum melanjutkan perjalanan menuju Pos 2.

Perjalanan berlanjut ke Pos 2, Sarumpa'pak, dimulai pukul 13.00 WITA dan tiba pukul 13.50 WITA, memakan waktu sekitar 50 menit. Setibanya di Pos 2, tim ekspedisi MAPACH berhenti untuk memasak dan makan siang sebelum melanjutkan perjalanan. Pada pukul 15.30 WITA, tim ekspedisi MAPACH melanjutkan pendakian menuju Pos 3, To' Nase, di jalur Syamsiah, dan tiba pada pukul 16.30 WITA.

Pada pukul 17.10 WITA, perjalanan dilanjutkan menuju Pos 4, Peuwean, di Jalur Qomariyah, dan tiba pada pukul 18.10 WITA, dengan waktu tempuh 1 jam. Setelah itu, pendakian dilanjutkan menuju Pos 5, Soloh Tama, dimulai pukul 18.30 WITA dan tiba pukul 20.30 WITA, dengan total waktu perjalanan 2 jam. Kemudian, tim ekspedisi MAPACH beristirahat untuk malam hari.

Pada hari berikutnya, tanggal 11 Agustus 2024, pendakian dimulai pukul 12.00 WITA dan tiba di Pos 6 Perangngian pukul 12.30 WITA, dengan waktu tempuh sekitar 30 menit. Setelah itu, perjalanan dilanjutkan ke Pos 7, Pentuanginan, dari pukul 12.50 hingga 14.10 WITA, dengan waktu tempuh sekitar 1 jam 20 menit. Dari Pos 7, pendakian berlanjut menuju puncak, dimulai pada pukul 14.20 WITA dan tiba di puncak pada pukul 15.30 WITA. Tim ekspedisi MAPACH kemudian menikmati puncak Latimojong hingga pukul 17.00 WITA.

Sumber: Mapach 2024

Kemudian tim ekspedisi MAPACH kembali turun dari Pos 7 pukul 17.00 WITA dan sampai di Pos 5 pada pukul 18.40 WITA. Perjalanan ke Pos 5 memakan waktu sekitar 1 jam 40 menit. Sampai di Pos 5, tim ekspedisi MAPACH memasak dan beristirahat. Pada hari berikutnya, perjalanan dari Pos 5 ke Pos 4 dimulai pada pukul 11.30 WITA dan tiba pukul 12.00 WITA, dilanjutkan ke Pos 3 dengan waktu tempuh 25 menit, tiba pukul 12.30 WITA. Setelah istirahat sebentar, perjalanan dilanjutkan menuju Pos 2 pada pukul 12.35 WITA dan tiba pukul 13.30 WITA dengan waktu tempuh 55 menit, kemudian ke Pos 1 dengan waktu tempuh sekitar 40 menit dan tiba pukul 14.15 WITA. Akhirnya, perjalanan turun dilanjutkan dari Pos 1 ke Pitu Rimba, yang dicapai pukul 15.00 WITA, memakan waktu sekitar 40 menit. Akhirnya, tim ekspedisi MAPACH sampai kembali di basecamp pada pukul 15.20 WITA.

Sampai di basecamp, tim ekspedisi MAPACH bergegas untuk bersih-bersih, memasak, dan makan. Kemudian pada pukul 18.30 WITA, tim ekspedisi MAPACH segera melanjutkan perjalanan pulang ke sekretariat Trisula. Pada pukul 21.00 WITA, tim ekspedisi MAPACH makan malam terlebih dahulu sebelum kembali melanjutkan perjalanan. Setelah sampai di sekretariat Trisula, tim ekspedisi MAPACH bersih-bersih dan istirahat kemudian packing untuk persiapan pulang.

Pada tanggal 13 Agustus 2024 pukul 13.30 WITA, tim ekspedisi MAPACH berangkat menuju Pelabuhan Makassar ditemani oleh Mapala Trisula. Sesampainya di pelabuhan, tim ekspedisi MAPACH tidak lupa untuk dokumentasi dengan keluarga baru dari Mapala Trisula. Setelah masuk kapal, tim ekspedisi MAPACH bergegas mencari tempat istirahat dan merapikannya untuk nantinya digunakan. Perjalanan dari Pelabuhan Makassar menuju Pelabuhan Tanjung Perak memakan waktu selama 30 jam.

Pada tanggal 14 Agustus 2024, sesampainya di Pelabuhan Tanjung Perak, tim ekspedisi MAPACH segera mencari kendaraan untuk menuju Stasiun KA Surabaya. Kemudian, tim ekspedisi MAPACH menuju Mapala di Surabaya untuk menghabiskan waktu sebelum perjalanan kembali ke Bandung.