Rizal "Calangap" Setia
Mahasiswa Pecinta Alam Civic Hukum
Tuhan menciptakan alam
semesta dengan segala keteraturan yang saling menunjang dan menghidupi. Di alam
ini banyak berbagai macam makhluk hidup. Setiap makhluk hidup satu dengan
lainnya tidak dapat hidup masing-masing, melainkan saling membutuhkan antara
satu dengan yang lainnya. Sejatinya setiap makhluk hidup memiliki
kebergantungan terhadap makhluk hidup lain. Misalnya rantai makanan, di mana
udara, flora, fauna, dan manusia terlibat pada perannya masing-masing. Rantai
makanan diawali dari tanaman yang menyerap energy dari sumber yang tidak hidup.
Tanaman mendapatkan energinya dari sinar matahari, air, dan zat-zat dari tanah
melalui proses fotosintesis. Tanaman inilah yang memproduksi energy awal bagi
seluruh kehidupan di bumi.
Tanaman selanjutnya
akan dimakan oleh hewan herbivore yang selanjutnya akan dimakan pula oleh hewan
karnivora. Manusia sebagai konsumen terakhir pada rantai makanan akan
mengonsumsi hewan herbivore ataupun hewan karnivora tersebut. Dilanjutkan
dengan dihasilkannya kotoran oleh manusia. Kotoran tersebut nantinya akan
diurai oleh mikroorganisme dalam tanah menjadi humus, yang notabene berfungsi
bagi pertumbuhan tanaman. Maka silkus tumbuhnya tanaman dimulai kembali. Dari
uraian di atas dapat dilihat bahwa di antara unsur alam terdapat harmoni yang
saling menunjang dan menghidupi yang sifatnya bertimbal balik.
Lalu
Bagaimana Sikap Kita terhadap Alam yang Indah dan Harmonis?
Tuhan telah menciptakan
seluruh keindahan dan keharmonisan pada alam. Sudah seharusnya kita menhormati
Tuhan dengan bersikap baik terhadap alam yang diberikan-Nya. Berikut sikap kita
terhadap alam ciptaan-Nya:
1.
Menjaga dan melestarikan alam
Banyak
cara yang dapat kita lakukan untuk menjaga dan melestarikan alam di sekitar
kita. Kita dapat menanam pohon sebagai salah satu langkah. Pohon yang banyak
akan menjaga kebersihan alam dan mengurangi polusi. Selanjutnya, kita juga
dapat membuang dan mengolah sampah dengan sebaik-baiknya. Menghemat energi juga
bisa kita lakukan guna menjaga dan melestarikan alam.
2.
Tidak mengeksploitasi demi kepentingan
pribadi
Tuhan
menciptakan segala sesuatu dengan maksud dan fungsi tertentu yang berhubungan
dengan harmoni di antara unsur alam. Ekploitasi yang dilakukan demi kepentingan
pribadi dianggap bertolakbelakang terhadap keinginan Tuhan yang telah
menempatkan tiap makhluk hidup dalam maksud dan fungsi tertentu.
3.
Solidaritas dengan alam
Kita
sebagai salah satu ciptaan Tuhan Yang Maha Esa harus sadar akan sikap
solidaritas dengan alam. Kita harus memperlakukan semua mahluk hidup dengan
saling mengasihi, dipelihara, dan dipedulikan.
4.
Membangun kerja sama dengan lembaga atau
kelompok pecinta alam
Salah
satu langkah lainnya dalam menjaga dan melestarikan alam, kita dapat bekerja
sama dengan lembaga yang dapat memulihkan dan menjaga keutuhan alam. Lembaga
yang dapat diikuti meliputi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) dan Green
Peace yang bertugas memperjuangkan pembangunan berwawasan ekologis.
5.
Pembinaan kesadaran ekologis
Pembinaan ini
perlu dilakukan sejak dini lewat pendidikan formal maupun non formal, seperti
keluarga, sekolah, ataupun lingkungan masyarakat.
Sumber referensi :
Keraf, A. S. (2010). Etika Lingkungan Hidup.
Jakarta: Buku Kompas.